Kamis, 26 Januari 2012

Perbatasan Bukan Anak Tiri





Indonesia merupakan Negara kepulauan yang luas dengan beribu-ribu pulau mempesonanya. Sayangnya banyak sekali pulau-pulau mungil nan mempesona tersebut tak pernah diperdulikan terlebih pulau terluar dan tak berpenghuni. Inilah bukti kurangnya kepedulian pemerintah yang hanya mementingkan pertumbuhan di kota-kota besar. Namun tak pernah melirik pulau-pulau kecil yang mempesona dan daerah-daerah perbatasan yang mempertahankan kedaulatan NKRI.
            Pemerintah bagaikan kebakaran jenggot ketika Negara tetangga mencaplok tanah kita dan batas wilayah Negara. Yang barang tentu dari zaman nenek moyang kita dulu tanah tersebut milik kita. Kemana pemerintah? Tidur? Atau melanglang buana ke kota-kota. Yang maunya menghabiskan waktu di jalan aspal mulus tanpa lubang. Pernahkah ingin ke desa-desa mengunjungi warga yang merindukan pemimpin merakyat, pemimpin yang memikirkan nasib masyarakat perbatasan yang dikucilkan dengan jalan dan fasilitasnya berbeda 1800 dengan di kota.
Apakah pemerintah tak menganggap lagi daerah perbatasan? Yang barang tentu disana banyak masyarakat memiliki jiwa nasionalisme, yang mampu mempertahankan kedaulatan negaranya dan mereka tak pernah berniat untuk merubah status WNInya karena cintanya mereka pada negeri ini. Namun hal ini tak setimbang dengan kepedulian dan perhatian pemerintah yang “mengkucilkan” mereka. Contoh kecil di papua, karena kurangnya kepedulian pemerintah pada wilayah timur, mereka memberontak ingin memerdekakan diri. Apakah pemerintah ingin daerah perbatasan memerdekakan diri juga ataupun dengan merubah status kewarganegaraan mereka ke Negara tetangga serta memberikan hak tanah mereka. Jangan sampai hal ini terjadi di bumi khatulistiwa.
Pemerintah hanya perduli ketika kasus-kasus tersebut baru muncul. Kemana saja pemerintah? Terlena dengan jabatan, yang tak pernah memikirkan rakyat perbatasan. Contohnya kasus camar bulan. Saat kasus ini ‘naik daun’ pemerintah baru mau bergerak melihat keadaan disana. Dulu-dulunya kemana? study tour tak jelas, yang menghabiskan uang rakyat dengan anggaran yang tak sedikit. Dan hasilnya hanya itu-itu saja, cobalah uang tersebut untuk berkunjung ke daerah perbatasan melihat masyarakat disana dan sekaligus membuka pasar murah, bila perlu memberikan sembako gratis ada juga manfaatnya. Selain jalan-jalan pemerintah bisa merakyat dan lebih dekat lagi dengan masyarat perbatasan serta tahu nasib masyarakat di sana.
Disini penulis memberikan solusi untuk pemerintah agar memberikan fasilitas yang baik. Memberikan jalan yang layak sebagai sarana transfortasi mereka. Dan memberikan pembinaan atau pembekalan kewirausahaan untuk membuka lapangan pekerjaan. Sehingga masyarakat perbatasan tak tertinggal karena tidurnya pemerintah saat ini.

0 komentar:

Posting Komentar