Ade Febriansyah

Menjadi diriku yang seutuhnya.

BAKTI RAMADHAN

Bertiga kita bisa.

BINTANG '11

Angkatanku yang kadang ribut, kadang akrab.

BINTANG '11

Bersama, bersatu untuk maju.

PRIMAKAPON GOES TO TEKAM

Dari Masyarakat kembali ke masyarakat.

Senin, 30 Januari 2012

Masa Jahiliyyah saat SMA

Pusing mikirin ujian matematika.
cerita nih foto, saat gua sama teman-teman abis istirahat maen volley di kelas (kebiasaan buruk para pria dikelasku, yang main volley nya didalam kelas bukan dilapangan). nah keasikan main volley, eh kami-kami lupa belajar. padahal kami harus ujian matematika, dan kamu tahu gan 5 menit sebelum bel masuk kami baru pada ingat. eeeeh yang lebih parahnya, kami bukan pada belajar malah asik foto-foto. hahahahaha
maklum, semua pada jadi PSK (Pria Sadar Kamera). hehehehehe

ini gua lagi nunggu bola datang. :)
tuh, yang gendut namanya tahta, dia fatner gua main volley. biar kata gendut dia tetap semangat gan mainnya.
anehnya gan, kalau habis main volley.
pasti badannya kayak belut, licin buangeeet.
habisnya keringat pada nyocor semua. hehehehe


nih liat ketek gua aja bersinar gara-gara main volley.

ini zaman gua jahiliyyah banget, gua dikelas XI Ipa yang paling jahiliyyah.
setiap ada jam kosong, pasti gua ngajak teman-teman main volley.
sampe-sampe gua ditegur sama guru bahasa inggris gua Mrs.Lerroy.
gara-gara ketahuan maen volley di dalam kelas.
untungnya tu ibu guru kagak nyadu sama kepsek .
kalau gua dilaporin, mati dah gua. di cap siswa jahiliyyah. huuuuuuuuuuuuuuuh
Jaohkan bale.





Kamis, 26 Januari 2012

Perbatasan Bukan Anak Tiri





Indonesia merupakan Negara kepulauan yang luas dengan beribu-ribu pulau mempesonanya. Sayangnya banyak sekali pulau-pulau mungil nan mempesona tersebut tak pernah diperdulikan terlebih pulau terluar dan tak berpenghuni. Inilah bukti kurangnya kepedulian pemerintah yang hanya mementingkan pertumbuhan di kota-kota besar. Namun tak pernah melirik pulau-pulau kecil yang mempesona dan daerah-daerah perbatasan yang mempertahankan kedaulatan NKRI.
            Pemerintah bagaikan kebakaran jenggot ketika Negara tetangga mencaplok tanah kita dan batas wilayah Negara. Yang barang tentu dari zaman nenek moyang kita dulu tanah tersebut milik kita. Kemana pemerintah? Tidur? Atau melanglang buana ke kota-kota. Yang maunya menghabiskan waktu di jalan aspal mulus tanpa lubang. Pernahkah ingin ke desa-desa mengunjungi warga yang merindukan pemimpin merakyat, pemimpin yang memikirkan nasib masyarakat perbatasan yang dikucilkan dengan jalan dan fasilitasnya berbeda 1800 dengan di kota.
Apakah pemerintah tak menganggap lagi daerah perbatasan? Yang barang tentu disana banyak masyarakat memiliki jiwa nasionalisme, yang mampu mempertahankan kedaulatan negaranya dan mereka tak pernah berniat untuk merubah status WNInya karena cintanya mereka pada negeri ini. Namun hal ini tak setimbang dengan kepedulian dan perhatian pemerintah yang “mengkucilkan” mereka. Contoh kecil di papua, karena kurangnya kepedulian pemerintah pada wilayah timur, mereka memberontak ingin memerdekakan diri. Apakah pemerintah ingin daerah perbatasan memerdekakan diri juga ataupun dengan merubah status kewarganegaraan mereka ke Negara tetangga serta memberikan hak tanah mereka. Jangan sampai hal ini terjadi di bumi khatulistiwa.
Pemerintah hanya perduli ketika kasus-kasus tersebut baru muncul. Kemana saja pemerintah? Terlena dengan jabatan, yang tak pernah memikirkan rakyat perbatasan. Contohnya kasus camar bulan. Saat kasus ini ‘naik daun’ pemerintah baru mau bergerak melihat keadaan disana. Dulu-dulunya kemana? study tour tak jelas, yang menghabiskan uang rakyat dengan anggaran yang tak sedikit. Dan hasilnya hanya itu-itu saja, cobalah uang tersebut untuk berkunjung ke daerah perbatasan melihat masyarakat disana dan sekaligus membuka pasar murah, bila perlu memberikan sembako gratis ada juga manfaatnya. Selain jalan-jalan pemerintah bisa merakyat dan lebih dekat lagi dengan masyarat perbatasan serta tahu nasib masyarakat di sana.
Disini penulis memberikan solusi untuk pemerintah agar memberikan fasilitas yang baik. Memberikan jalan yang layak sebagai sarana transfortasi mereka. Dan memberikan pembinaan atau pembekalan kewirausahaan untuk membuka lapangan pekerjaan. Sehingga masyarakat perbatasan tak tertinggal karena tidurnya pemerintah saat ini.

Hukum 'si Hati Buta'





Hukum? Negara Indonesia adalah negara hukum. Sesuai dengan pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Seperti itulah negara ini, Negara hukum yang amburadul. Mengapa demikian? Begitulah teman, kini hukum menjadi mainan para petingginya yang berkuasa semaunya. Sekarang hukum hanya dilihat dari statusnya, kaya atau miskinnya, kuat atau lemahnya perlindungan suatu hukum. Tanpa melihat perkara lebih dahulu. Inilah hukum Indonesia hukum dizaman serba kekuasaan bukan zamannya hati nurani dan pikiran.
            Kini banyak sekali permasalahan hukum yang sangat memprihatinkan, contohnya saja permasalahan baru-baru ini seorang anak berusia 15 tahun di Palu dituduh mencuri sandal seorang aparat penegak hukum. Dan akhirnya sang anak diseret di meja hijau, divonis bersalah pula. Dan begitu pun  nasib seorang anak yang hanya mencuri uang Rp 1.000 ditahan di sel tahanan dan terancam kurungan 7 tahun penjara. Namun, ketika sang penguasa korupsi bermilyaran rupiah jumlahnya malah kasus tersebut ditutup-tutupi dan akhirnya divonis bebas. Dan di saat sebagian para koruptor ditahan di penjara yang mewah malah mereka diberikan remisi. Ada apa dengan hukum di negeri ini, negeri yang mengakunya Negara hukum. Apakah sebutannya hukum sang penguasa? Atau hukumnya sibuta yang tak melihat berat ringannya suatu perkara? Yang pasti hukum di Indonesia ialah hukum yang “Tajam dibawah  tumpul diatas, berat di rakyat ringan bagi aparat”







Welcome



Selamat Datang di dunia Ade....Jendela Dunia kita bersama....